Jumat, 24 April 2015 -
KARYA KITA 2015
0
komentar



Puisi Ibu karya Fajri A : just for fun
Jumat, 27 Maret 2015 -
Bulan Bahasa
0
komentar



Para Juara Bulan Bahasa XXVI SMANSA EXPO
Maaf baru dipost sekarang, untuk yang belum jadi juara tetap semangat yah ^_^
Yang ini para juara lomba Sajak Sunda tingkat SMA se-Kota/Kabupaten Sukabumi. Bulan Bahasa XXVI "Ngamumule Basa Sunda" :)
Yang ini para juara lomba Dongeng tingkat SMP se-Kota/Kabupaten Sukabumi. Di SMAN 1 Kota Sukabumi dalam acara SMANSA EXPO Bulan Bahasa XXVI "Ngamumule Basa Sunda" :)
selamat yah buat para juara, semoga tahun depan acaranya semakin meriah dan luar biasa. sukses HP3 SMANSA EXPO Bulan Bahasa XXVI 2015-2016 ^_^
Yang ini para juara lomba Sajak Sunda tingkat SMA se-Kota/Kabupaten Sukabumi. Bulan Bahasa XXVI "Ngamumule Basa Sunda" :)
Yang ini para juara lomba Dongeng tingkat SMP se-Kota/Kabupaten Sukabumi. Di SMAN 1 Kota Sukabumi dalam acara SMANSA EXPO Bulan Bahasa XXVI "Ngamumule Basa Sunda" :)
selamat yah buat para juara, semoga tahun depan acaranya semakin meriah dan luar biasa. sukses HP3 SMANSA EXPO Bulan Bahasa XXVI 2015-2016 ^_^
Jumat, 27 Maret 2015 -
KARYA KITA 2015
0
komentar



Cerpen karya Sefti
Come Around
“Ready or not, just wait...”
Author : Sefti
Nur’afandi
Suasana
sunyinya malam dan indahnya gemerlap bintang-bintang yang menyelimuti langit
telah membawaku terhanyut dalam lelapnya mimpi yang indah. Hal itu terus
membawaku terhanyut... terhayut... dan semakin terhanyut hingga kusadari bahwa
ada seseorang yang secara diam-diam memasuki rumahku. Tadinya aku mengira itu
mungkin hanya perasaanku saja, tapi tidak sebelum aku mendengar suara gaduh
yang ditimbulkan dari alarm yang dipasang pada sistem keamanan di rumahku,
suara itu terus berbunyi cukup lama tanpa ada seorang pun yang menghentikannya.
Oh Tuhan... apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa tak ada seorang pun yang
terbangun untuk menghentikan suara yang mengganggu itu dan apa yang menyebabkan
alarm itu berbunyi? Apa ada orang jahat yang sedang menyelusup masuk ke dalam
rumahku? Segala macam pertanyaan terus berkecamuk dalam benakku dan itu mulai
membuatku merasa khawatir. Hey, ayolah yang benar saja mungkin itu hanya
perasaanku yang sedang kacau atau hanya aku saja yang terlalu berlebihan
menanggapi perasaanku itu.
Dengan sedikit nyali yang kumiliki, akhirnya
aku memberanikan diri turun ke bawah untuk mematikan suara yang mulai
mengganggu pendengaranku itu, akan tetapi tak lama kemudian aku mendengar suara
pecahan kaca yang berasal dari ruang tengah, karena aku mulai merasa penasaran
aku mencoba memberanikan diri untuk memeriksanya, tapi kuurungkan niat itu
karena setelah kupikir-pikir aku tak cukup punya nyali untuk melakukannnya dan
kuputuskan pergi ke kamar orang tuaku untuk membangunkan mereka.
Dengan
sangat hati-hati kulangkahkan kakiku, aku takut jika sampai orang itu
mengetahui keberadaanku. Kurasa mungkin dengan berada di samping mereka
persaanku akan sedikit lebih tenang, tapi ternyata aku salah! Sangat salah jika
berharap rasa takutku akan memudar justru setelah aku memasuki kamar mereka
rasa takutku semakin menjadi-jadi. Aku tersentak kaget setelah mendapati kedua
orang tuaku telah tak benyawa dengan bekas tembakan peluru disertai darah yang
berceceran di mana-mana. Dengan hati yang gelisah aku langsung berlari menuju
kamar kakakku, sama seperti halnya kedua orang tuaku kakakku juga ditemukan
telah tak bernyawa dengan bekas tembakan peluru di bagian kepalanya. Ya
Tuhan... mengapa semua ini bisa terjadi? Entahlah, yang pasti segala hal yang
ada tak cukup untuk menjelaskan apa yang telah terjadi di sini.
Langkah
demi langkah kulalui dengan rasa cemas dan takut yang semakin menyelimuti.
Kucoba untuk menenangkan diri dengan kembali ke kamarku, tapi entah mengapa hal
itu sama sekali tak mengurangi rasa takutku.
“Brak!!!”
terdengar suara pecahan kaca untuk yang kedua kalinya, tapi kali ini suara itu
berasal tidak jauh dari jarak kamarku. Aku terpekik pelan akibat suara itu,
dengan napas yang semakin memburu aku langsung mencari tempat bersembunyi. Aku
benar-benar bingung harus bersembunyi dimana, tapi tiba-tiba pandanganku
tertuju pada sebuah lemari pakaian yang berada di pojok kamarku tanpa menunggu
lama aku langsung membuka lalu bersembunyi di dalam lemari tersebut.
Tak
lama kemudian terdengar suara langkah kaki seseorang yang sedang menuju
kamarku, suara itu terdengar sangat jelas dan semakin jelas. Dengan perlahan
disertai tangan yang terasa gemetar aku sedikit membuka pintu lemari tempat
kuberada untuk mengetahui siapa sebenarnya orang itu, dari sela-sela lemari
dapat dengan jelas terlihat olehku bahwa ada seseorang yang telah memasuki
kamarku, tapi siapa dia? Apa dia orang yang sedang mencari atau memburuku?
Entahlah, tapi yang jelas ia telah berhasil membuatku merasa sangat takut dan
yang lebih gawatnya lagi orang itu sekarang sedang melangkah maju menuju sebuah
lemari di pojok kamar yang lebih tepatnya lagi ialah tempat dimana aku
bersembunyi sekarang. Oh God...
kira-kira apa yang akan ia lakukan terhadapku jika ia berhasil menemukanku? Apa
dia akan langsung membunuhku atau menyekapku lalu menyiksaku dan membuatku mati perlahan? Segala bentuk
pertanyaan mulai memenuhi benakku, karena aku tak mampu lagi menahan rasa takut
dan khawatir yang semakin menyelimutiku, akhirnya dengan paksa dan sekuat
tenaga aku membuka pintu lemari tersebut, sehingga orang itu pun ikut terpental
kebelakang kemudian terjatuh. Ya Tuhan... aku harus berbuat apa sekarang?
Karena aku merasa bingung akhirnya dengan terpaksa aku menekan kembali pelatuk
pistolku dan “Dooor!!!” terdengar kembali suara bising itu untuk ke-empat
kalinya, orang itu pun mati seketika. Aku merasa sedikit lega karena orang yang
sedang memburuku telah mati di tanganku sendiri. Tapi tunggu! Setelah
kuperhatikan dengan seksama, kurasa aku telah membunuh orang yang salah! Karena
jika ia memang benar-benar datang kesini untuk mencari atau pun memburuku, maka
ia akan datang secara bergerombol dengan mengenakan seragam yang sama dan
mengatakan bahwa aku ditangkap.
The End
Langganan:
Postingan (Atom)