Jumat, 02 Desember 2011 - 0 komentar

The Last Gift

Minggu sore ini, Alexa meluangkan waktunya untuk pergi ke taman kota. Sore ini taman kota terlihat begitu sepi, hanya ada beberapa remaja dan anak anak kecil yang sedang menghabiskan sisa sore mereka. Alexa berjalan menyusuri jalan setapak menuju bangku taman yang berada di dekat sebuah kolam ikan yang bersih dan indah serta diisi dengan ikan ikan yang bercorak indah. Dibangku itulah Alexa akan menemui Nathan, temannya sejak kecil. Alexa merasa senang, tapi bukan rasa senang biasa. Entah kenapa Alexa merasa begitu senang saat ini. Yang pasti jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Rasa yang selalu ia rasakan ketika Nathan berada di dekatnya. Alexa ingat akan kebersamaan mereka saat SMA dulu.
"Nathan!!!" Panggil Alexa saat Ia melihat seorang laki laki tengah duduk di bangku taman.
Laki laki itu menoleh ke  belakang dan melambaikan tangannya. "Hai!"
Senyum Nathan tak seperti biasanya, Ia lebih mirip meringis daripada terrsenyum.
Dengan cepat Alexa menghampiri Nathan dan duduk di sampingnya.
"Nathan! ah haha 6 bulan nggak ketemu kamu rasanya udah berapa tahun." Ucap Alexa membuka percakapan.
Nathan menoleh, memaksakan seulas senyum untuk wanita disampingnya itu.
"Iya, gimana kuliah kamu?"
"Baik. Kamu? Aaah, pasti asyik yaa kuliah di luar negeri!" Jawab Alexa yang kemudian memandang ke arah langit.
"Hmmmm" Gumam Nathan sambil tersenyum dan memandang wajah Alexa. suasana hening untuk beberapa waktu.
"kok hening sih? Tanya Alexa. Sekarang Alexa balik memandang Nathan. "Kamu sakit?" Alexa khawatir.
Nathan menggeleng. "Nggak kok, aklu cuma sedikit kecapekan."
Suasana pun kembali hening.
Tiba tiba, Nathan menyodorkan sesuatu pada Alexa. "Apa ini? tumben kamu ngasih kado? Aku kan ngga lagi ulang tahun." Alexa merasa bingung.
"Kita kan udah lama ngga ketemu, Lex. Jadi nggak apa apa dong." Ucap Nathan sambil tersenyum
Senyum itu. senyum yang membuat Alexa berdebar. Senyum yang membuat Alexa trersihir.
"Udah deh, ngga gitu juga mandang aku nya. Aku tahu aku ganteng." goda Nathan. Alexa hanya membuang muka sambil ketawa.
"PD meter kamu ngga berubah!" Ucap Alexa
"Lex, kamu inget kita masuk BK gara gara kabur?" tanya Nathan.
Alexa tibatiba tertawa kencang. "Iya, aku inget! Sampai kita disangka pacaran yang kelewat batas."
"Sampai guru bilang "Nikahin aja Nathan sama Alexa!" timpal Nathan yang tawanya semakin melemah.
Nathan melihat jam tangannya. "udah sore banget. kamu nggak pulang?"
"kamu nggak mau mampir dulu kerumah aku?" tawar Alexa. Nathan menggeleng sambil tersenyum.
"Rumah aku deket dari sini, mampir yuk! Dari tadi aku lihat wajah kamu pucat gitu. kamu sakit, Than?" tanya Alexa yang sedikit khawatir.
"Aku cuma capek. kamu pulang aja, aku juga mau pulang kok!" jawab Nathan
Alexa masih memandang Nathan
CUP. Tiba tiba Nathan mencium pipi kanan Alexa. sontak Alexa kaget, terkejut, dan membulatkan matanya.
"Sana pulang! hati hati yaaaa." Ucap Nathan. Alexa hanya tersenyum dan mengangguk pelan.
"bye.. see you yaaah" Pamit Alexa sambil beranjak dari tempat duduknya.
Nathan menengadahkan kepalanya untuk tetap bisa melihat wajah Alexa. tangannya diangkat sedikit dan melambai.
"Besok aku tunggu disini jam 1 siang ya Lex!" pesan terakhir Nathan.
Alexa pun mengangguk sambil terus berjalan menjauh pergi.
Nathan melihat punggung Alexa yang semakin lama semakin menjauh dari pandangannya. Tiba tiba Ia meringis kesakitan sambil memegangi perutnya yyang sedari tadi Ia tutupi dengan jaket hitam kesayangannya.
Tangan kanan yang sedari tadi berada di bawah jaket untuk menahan luka di perutnya, kini sudah dilumuri banyak darah akibat luka tusuk yang ia terima. Tangan kiri Nathan mencengkram jaket itu dengan kuat. berharap bisa menghilangkan rasa sakit di perutnya.
"Aaah sakiiit.." Lirih Nathan.
Nathan memejamkan matanya dan membukanya lagi. Pandangannya mulai kabur. Seluruh tubuhnya melemah seakan kehilangan seluruh tenaganya. Dan akhirnya, pandangan Nathan berubah menjadi gelap.
#######
Alexa merebahkan tubuhnya ditempat tidur birunya. Alexa pun bangkit dan hendak mengambil kotak pemberian Nathan tadi. Tapi gerakannya terhenti saat ponselnya berdering.
"Irin?" gumam Alexa saat melihat nama penelpon yang tertera di ponselnya. "Hallo?"
"Lex, Nathan kecelakaan! Dia ditusuk orang ngga dikenal!!" ucap Irin di seberang sana.
"Apa?" #qertgrewejkebghkdtsfd
Kebahagiaan Alexa seolah runtuh seketika. Matanya membulat dan mulutnya sedikit terbuka. Tanpa berkata kata lagi, Alexa segera berlari keluar kamar dan menuju rumah sakit yang diberi tahukan oleh Irin.
########
Pemakaman ini hening. seolah ikut merasakan luka hati seorang wanita yang sedang menatap batu nisan dihadapannya. Sunyi. Sendiri. Nama Nathan Hadrian terukir rapi di batu nisan tersebut. Sudah hampir 1 jam Alexa berdiam diri di pemakaman Nathan. ia tidak tahu harus berbuat apa selain diam, menangis, dan menatap batu nisan dihadapannya. Alexa mengelus lembut batu nisan itu dan mulai beranjak berdiri. Perlahan kakinya melangkah menjauhi pemakaman tersebut. Waktu menunjukkan pukul 1 siang. Alexa pergi ke sebuah taman, dimana ia dan Nathan bertemu untuk terakhir kalinya. ia duduk dibangku tempat Ia dan Nathan mengobrol kemarin sekaligus tempat Nathan menutup usianya.
Alexa memandang kosong ke depan sambil memegang kotak pemberian Nathan. Ia menyesali ketidak pekaannya saat bertemu dan melihat kondisi Nathan. Seharusnyaaaa......
Alexa pun membuka kotak yang dipegangnya. Ia tersenyum getir saat melihat sebuah kalung putih tersimpan didalamnya. Sekarang matanya terrtuju pada secarik kertas merah muda. Alexa membukanya dan membacanya
"WOULD YOU BE MINNE???"
Seketika tangisan Alexa pecah. Kata kata itu. Kata kata yang seharusnya membuat Ia senang, kini berbalik menyayat hatinya.

-Adinary-
Rabu, 23 November 2011 - 0 komentar

Putus

Ini sudah jam ke-3 aku duduk di bangku taman ini, terdiam.
Di sebelahku duduk seorang perempuan manis yang masih berstatus sebagai kekasihku, ia juga terdiam. Rambut sebahunya terurai lembut, menutupi wajah gelisahnya sore ini. Keningnya berkerut, tangannya sibuk dengan tombol-tombol di HP, aku tahu ia hanya memainkannya untuk mengusir kegelisahan.
Aku sendiri hanya menghitung seluruh kendaraan yang lewat sejak 3 jam yang lalu.
Di taman yang sepi ini, kalau aku tidak salah hitung ada 438 kendaraan bermotor yang melewati kami, aku bahkan membaca mereknya satu per satu. Tapi memangnya apa yang bisa kulakukan selain itu ?

Aku dan perempuan ini sudah bertengkar 9 hari ke belakang.
Dan aku bahkan benar-benar kehilangan akal memikirkan penyebabnya.

"Gara-gara jadian sama si Dean itu tuhh, si Vello jadi jarang maen sama kita-kita, hahahaha" masih teringat dengan jelas setiap intonasi dari kalimat itu dalam kepalaku. Aku yakin itu diucapkan dengan sengaja oleh Lia dan gengnya, teman-teman Vello, perempuan manis yang lagi lagi menghela nafas di sebelahku ini.

Entah atas alasan apa Vello memanggilku ke sini, ke tempat kesukaan kami ketika lelah dengan hari-hari. Tapi ia justru menepis tanganku saat aku hendak menyapanya 3 jam yang lalu.

Jadi dari situ lah diam kami dimulai. Sekarang jumlah kendaraan menjadi 479, bahkan tadi ada truk gandeng yang begitu besar sehingga aku memutuskan untuk menghitungnya 'dua'.

480.
481.
482.

"Dean" oke, Vello mulai bicara. Aku menoleh ke arahnya, sorot matanya terlihat gentar menatapku.
"Hmm ?"
"Lo marah sama gue ?" ia menggeser tempat duduknya mendekat.
"Ngga kok, hahahaha" aku tertawa. Maksudku, konyol sekali, selama ini kupikir ia yang marah padaku, dan sekarang ia bertanya begitu ?
"Hmm" ia terdiam sejenak, matanya menelusuri sekeliling taman. "Terus kenapa lo diemin gue 9 hari ini ?!" lanjutnya. Aku terdiam. HELLO ???! 9 hari ini ? Siapa sih yang mendiamkan siapa ?!
"Pokoknya gue ga marah" aku masih mencoba tertawa padanya, ia menunduk lesu.
"Terus kalo ga marah namanya apaa ???" sesaat aku tercengang mendengar nada bicaranya, suaranya bergetar, bahunya terguncang, ah, sial ! Mengapa sih perempuan itu begitu merepotkan ! Aku kehilangan kata-kata. Aku bahkan tak tahu harus berbuat apa.

"9 hari ini gue capek tau ga nungguin SMS lo tiap malem ! Berharap lo nyapa gue ato apa kek ! Dan ternyata lo GA PEDULI !"
"Emang kalo peduli harus SMS yaa ?" aku melawan, berharap itu tidak terlalu menyakitkan untuk sekedar membela diriku sendiri.
"Lo bahkan ga nanyain kabar gue, ga dateng lagi ke kelas gue ! Maksud lo apa ?!" baru kali ini kulihat wajah Vello begitu merah, kedua bola matanya menatapku nanar, mengecamku dengan perasaan-perasaan bersalah. Serba salah tepatnya.

Vello berdiri dari tempatnya meninggalkan percakapan kami.
Tepat sebelum ia berlari, kutarik lengannya kencang agar wajahnya menghadap ke sini.
Dan detik berikutnya, yang bisa kulihat hanya lah genangan air mata mengalir di pipinya. Kenapa perempuan begitu mudah menangis ? Aku mulai menggerutu kesal.

"Apa ?!" Vello kembali membentak. 'Yaaa, apaa ? Aku kan..' Aku melepaskan tangannya perlahan.
Ia kembali berlari pergi, meninggalkanku sendiri, aku seperti bisa membaca pikirannya 'aku tak ingin melihat wajahmu lagi !' yaa, mungkin begitu.

Ia menghilang tertelan lintasan kendaraan bermotor yang entah sudah hitungan ke berapa saat ini.
Aku menganggap itu sebuah jawaban.
Kuraih HP dari saku seragam abu-abuku, menyambungkan koneksi internet, dan dalam hitungan detik aku mengganti status hubunganku di facebook menjadi single.
Kuanggap itu sebuah keputusan dari jawabannya.

*

Sudah 2 hari Vello tidak masuk sekolah. Sakit, katanya. Tapi aku tak percaya.
Apa pertengkaran kecil 3 hari yang lalu itu begitu menguras energinya ? Ah, kenapa perempuan begitu berlebihan menghadapi situasi seperti ini !

Tiba-tiba HPku bergetar.

'Kutunggu di taman'

Itu dari Vello. Apa lagi sih yang ingin ia bicarakan ?

Aku tiba di taman ketika matahari sedang terik-teriknya membakar muka bumi. Vello, ia bersama dengan Selly, teman se-gengnya yang lain. Apa ia takut menghadapiku sendiri ?
Vello terisak, Selly mengusap-usap punggungnya pelan seperti yang biasa kulakukan pada Vello, matanya menatapku marah.
"Heh ! Apa maksudnya sih lo tiba-tiba ngilang dan cuma mutusin di facebook aja ?! Kemana aja lo 3 hari ini ?!" Selly berdiri sambil mendorong bahuku. Meskipun lebih pendek, tapi energi dari sifat tomboynya mampu mendorongku 2 langkah ke belakang.
Tapi, halooo ? Siapa sih yang menghilang 3 hari ini ? Bahkan yang meninggalkan taman ini pertama dia kan ? Aku menatap Vello yang masih terisak.

"Apa urusan lo sama gue ?! Emang lo kenal gue ?! Ada hubungannya sama hidup gue ?!" aku menodongnya dengan tatapan sinis.
"Gue. SAHABAT. Vello ! Dan itu cukup buat jadi alesan gue ikut campur dalam masalah ini !" Selly tak terlihat gentar.
"Hahahaahahaha" aku tertawa menghina. "Buat apa lagi coba pacaran kalo kaya gini ? Selalu pengen dianggap bener ? Kekanak-kanakan banget sih !" kali ini Selly diam.
"Udah deh, lo vakum dulu aja dari dunia percintaan ! Perbaikin sifat childish lo, terus cari lagi cowo yang lebih baik dari gue ! Hahahaha !" sungguh aku tak ingin mengucapkan hal ini, aku hanya ingin bilang : Jadilah orang yang baik untuk menikmati hidup yan baik. Tapi Vello menangis lebih kencang lagi.
"Gue sayang elo Dean !!!" itu kalimat pertamanya sepanjang pertengkaran ini. Aku hanya tersenyum, apa ia bisa membaca isi hatiku ? 'and so do I...' kuharap ia mendengarnya. Aku tahu ia tidak.

"Udah puas sama penjelasannya ?" tanyaku dingin.
"Vell ?" Selly menatap Vello, Vello hanya mengangguk, tak berani menatap wajahku.
"Oke, see you next time ya" aku melambai pergi meninggalkan mereka. Buatku, ini pilhan terbaik.
Tak perlu ada perempuan yang tahu betapa berat aku melepaskan mereka, aku hanya ingin mereka bahagia.

Vello.
Semoga ketika kita bertemu lagi suatu hari nanti.
Di manapun dan kapanpun itu.
Kuharap kau sudah lebih dewasa dari sekarang.
Lalu, berbahagialah dengan hidupmu.
Karena lelaki bukan hanya diriku.
Dan doaku akan selalu menyertaimu

Aku menyelipkan catatan itu di bawah keramik sekolah yang lepas dalam keadaan utuh. Menyimpannya rapi, untuk kukenang beberapa puluh tahun lagi.

Satu cerita selesai.
Tapi cerita yang lain akan dimulai.
Hidup hanyalah drama buatan Tuhan.
Siapa yang tahu ?
Aku hanya melakukan yang kurasa baik.
Jangan marah padaku.
Tidak ada yang salah di antara kita.
Kalau mau, salahkan saja takdirnya !
Tapi kita kan sama-sama tahu.
Itu tak akan bisa...
Senin, 31 Oktober 2011 - 0 komentar

info lomba

ayoo kita ikutan yu,ada lomba ni

http://computingcup.ittelkom.ac.id/index.php/perlombaan/lomba-blogging
Minggu, 30 Oktober 2011 - 0 komentar

Untukmu

Saat ku buka lembaran itu
Aku melihat ada sesuatu
Aku membacanya satu demi satu
Aku yakin, telah kau temukan sesuatu baru dalam hidupmu


Lembaran demi lembaran itu terus ku buka
Kubaca rangkaian kata yang tertera disana
Semuanya mengingatkanku saat kita masih bersama
Saat kita saling menyapa dan tertawa ria




Kini kau telah bersamanya
Bersama dengan seseorang yang sedang kau cintai
Bersama seseorang yang juga mencintaimu
Bersama kenangan kita
Yang mungkin telah kau lupakan




Aku hanya tersenyum melihatmu bahagia
Tersenyum atas penyesalan yang bergejolak di dada
Satu yang kuinginkan saat kita bertemu
Kuharap kau berikan lagi senyum tulusmu untukku



Rabu, 19 Oktober 2011 - 0 komentar

Perempuan dan Rahasia

Burung tak sempat bertanya
Apakah dirinya merdu
Apa itu yang bernyanyi menembus awan
Dan mengantar hujan
Ia hanya terbang, merajut cinta dengan daun dan musim
Hingga semua telinga terjaga oleh kebenaran suaranya

        Kupu-kupu tak sempat bertanya
        Apakah dirinya indah
        Apa itu yang membentang indah
        Menggoda hutan untuk menawan cahaya bintang
        Ia hanya hinggap, merajut cinta dengan embun dan bunga
        Hingga semua mata terpesona akan kecantikan sayapnya

                Bunga tak pernah bertanya
                Apakah dirinya wangi
                Apa itu yang meruap, memenuhi udara dan
                Melahirkan kehidupan
                Ia hanya tumbuh, merajut cinta dengan liur dan madu
                Hingga alam raya terselimuti harum dan warna

                       Seorang laki-laki tak kuasa bertanya
                       Mengapa perempuan ada
                       Siapa itu yang berdiam dalam keanggunan
                       Tanpa perlu mengucap apa-apa
                       Ialah puisi yang merajut cinta dengan bumi dan rahasia
                       Hingga semua jiwa bergetar saat pulang ke pangkuannya




Madre, Perempuan dan rahasia
@deelestari

Sabtu, 15 Oktober 2011 - 0 komentar

Biografi- Endah Nur Malia


Namaku Endah Nur Malia, biasa dipanggil Endah. Lahir dan besar di Sukabumi 15 tahun 5 bulan silam, tepatnya tanggal 7 Mei 1996. Aku seorang  sulung dari 3 bersaudara. Kedua adikku  berjenis kelamin laki laki. Adik pertamaku berumur 9 tahun. Dan adik yang kedua berumur 6 tahun.  Ayahku seorang Pegawai Negeri Sipil yang sangat sibuk hingga jarang berada dirumah, kami hanya bertemu saat malam hari menjelang tidur dan pagi hari saat aku akan pergi ke sekolah. Ibuku seorang ibu rumah tangga yang super J. Dia ibu yang baik untukku dan adik adikku.

Riwayat pendidikanku, aku mulai masuk sekolah saat umur 5 tahun, tercatat sebagai siswi TK Islam An-nuur.  Setelah satu tahun bermain dan belajar disana, aku melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Aku sekolah di SDN Cikole 1, tumbuh dan berkembang selama 6 tahun disana, mulai mengenal arti pertemanan dan persahabatan J. Setelah tamat sekolah dasar, aku melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 2 Kota Sukabumi. Masuk kedalam kelas bilingual 2 yang sangat sangat nyaman dan mendukungku untuk berkembang. Masa ABG aku lewatkan disana dengan bahagia dengan semnua konflik yang ada. Sekarang, aku adalah siswi SMA Negeri 1 sukabumi, tercatat sebagai salah satu penghuni kelas BI akademik yang sedang dalam masa peralihan dari masa remaja menuju dewasa 

Hobby-ku adalah membaca. Aku menyukai semua jenis buku, dan berharap suatu hari aku mempunyai perpustakaan sendiri J. Motto hidupku adalah “Bermimpilah, gapailah, dan jangan takut gagal. Semua butuh proses” J
- 0 komentar

Biografi- Ajeng Dinar Yumita

8 Juli 1996 jam 01.45 WIB di Sukabumi lahir seorang anak perempuan bernama Ajeng Dinar Yumita, hahaha itu nama aku. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana J dengan kedua orang tua yang masih lengkap dan 3 kakak laki-laki :D (alhamdulilah).  Ayah ku seorang pensiun PNS dan ibu ku seorang ibu rumah tangga yang sangat baik :D ketiga kakak laki-lakiku sudah berumah tangga dan bahagia 

Tentang pendidikan, sedari TK aku bersekolah di Sukabumi tepatnya di TK Trisula di kelas 3B. 1 tahun kemudian setelah menikmati masanya bermain serodotan, ayunan dan lain sebagainya aku pun masuk sekolah ke SDN Gunung Puyuh di kelas A. Setelah 6 tahun berkecimpung di dunia SD akhirnya masuk ke SMP Negeri 2 di kelas Bilingual. Setelah 3 tahun di SMP dan mengenal dunia ABG untuk pertama kalinya, akhirnya sekarang masuk ke SMA Negeri 1 dan masuk kelas BI Akademik bersama Alya Syifa Fadilla dan Ressa Nur Agustin. Kami bertiga ada dalam 1 sekolah dan 1 kelas sedari SD. Bahkan bersama Cut Ansi Faradhiba kami 1 sekolah semenjak TK walau sempat berbeda kelas saat TK dan SMP.
- 0 komentar

Biografi- Sevira Nurazizah

Nama Lengkap : Sevira Nurazizah Mustikasari

Nama Panggilan : Sevira atau Sesev

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 15 November 1996

Alamat : Perum Bumi Rahayu Elok, Goalpara. Blok D5

No hp : 085721383549

Hobi : Menyanyi, Membaca

Cita-cita : orang sukses, jadi penyanyi terkenal :D

Motivasi ikut hp3 : Ingin lebih mempelajari sastra, bagaimana merangkai kata sehingga menjadi sebuah
kalimat yang mempunyai makna yang dalam. Gampang minjem buku. Belajar konsisten.

Harapan untuk hp3 : semoga dengan kepengurusan hp3 yang baru ini, saya harap hp3 bisa lebih baik
lagi, dan menjadi salah satu ekskul yang diminati banyak siswa. Lebih banyak inovasi pada setiap
kegiatan. Lebih diperjelas apa itu HP3 dan seluruh kegiatan HP3. Semua seksi-seksi nya dapat bekerja
dengan baik. Mading bisa berjalan sebagaimana mestinya. Segala kekurangan pada masa jabatan yang
lalu bisa diperbaiki.

KEEP FIGTHING! SEMANGAT! KOMPAK! KITA BERUSAHA UNTUK MENJADIKAN HP3 MENJADI EKSKUL
YANG TERDEPAN! BUKAN KARENA KEGAJELASANNYA TAPI KARENA SEBUAH KARYA YANG DIHASILKAN
OLEH SELURUH ANGGOTA HP3! KIT BEKERJA KERAS UNTU MENCAPAI TUJUAB TERSEBUT! FOKUS!!
- 0 komentar

Biografi- Alya Syifa Fadilla

Perjalanan hidupku benar-benar unik. Aku terlahir dari rahim ibuku
yang menjalani persalinan di kota Sukabumi pada tanggal 7 Agustus
1996 dengan nama Alya Syifa Fadilla dan beragama Islam. Aku adalah
anak sulung dari dua bersaudara. Adikku adalah seorang laki-laki yang
berumur 9 tahun. Ayahku adalah seorang pegawai swasta, maka dari itu
beliau sering sekali dimutasi oleh pihak kantor. Jadi, akupun sering
sekali ikut tinggal di luar kota Sukabumi bahkan di luar pulau Jawa.
Dan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa yang mencoba menjadi
istri dan ibu yang baik untuk keluarganya.
 

Aku memulai pendidikanku di TK Aryandini, Bandung. Lalu, di semester
berikutnya aku harus ikut ayahku untuk pindah ke Pontianak, KalBar.
Aku tinggal disana kurang lebih 2 tahun. Meneruskan pendidikan ke TK
Al-Mukadimah dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi ke SDN 17
Pontianak. Setelah beberapa bulan beradaptasi dengan teman-teman di
SD, aku terpaksa pindah lagi ke Sukabumi, karena ayahku
dipindah-tugaskan ke pulau Jawa. Aku didaftarkan di SDN CBM Gunung
Puyuh, disini aku dapat bertahan sampai perpisahan dengan mendapatkan
hasil UASBN yang terhitung bagus.
 

Lalu, aku mendaftarkan diri ke SMPN 2 Sukabumi. Alhamdulilah diterima
dan lolos sebagai siswi bilingual.  Di SMP kelas 8, aku divonis
terjangkit Diabetes Mellitus 1 dan penyakit itu masih belum sembuh
sampai sekarang. Setelah lulus SMP, aku meneruskan pendidikan ke SMAN
1 Sukabumi dan aku diterima sebagai siswi untuk kelas BI Akademik. Dan
aku pun sudah 10 tahun satu sekolah dan satu kelas bersama Ajeng Dinar
Yumita dan Ressa Nur Agustin.
Rabu, 12 Oktober 2011 - 0 komentar

Champion Teens - Developing World Leaders of Tomorrow

Mau Menjadi Penulis Buku Best Seller????
Menjadi Terkenal Karena Tulisan Kamu Dibaca Jutaan Orang??? 

Ikuti Kompetisi Menulis Dengan Tema :

AKU, GENERASI PEMENANG SEMAKIN DIDEPAN MEMIMPIN!!!..

Syarat Dan Ketentuan
1. Pesrta, siswa SMA
2. Periode kontes Oktober-November 2011
3. Panjang tulisan maksimal 4500 karakter (termasuk spasi)
4. Sertakan foto atau gambar ilustrasi untuk mendampingi tulisan
5. Cantumkan biodata lengkap dan foto diri dan fotocopy kartu pelajar.
6. Kirim tulisan ke info@champion-teens.com

Hadiah Bagi Pemenang
Juara 1 : Piagam dan uang tunai Rp. 1.000.000
Juara 2 : Piagam dan uang tunai Rp.    750.000
Juara 3 : Piagam dan uang tunai Rp.    500.000 
10 tulisan terbaik akan diterbitkan menjadi buku
100 penulis terbaik akan mendapatkan pendidikan lanjutan "menulis kreatif dan menarik" bersama trainer handal dari Champion Teens di kota anda.

Keterangan lebih lengkap hubungi (sms only) :
08889757447
email : info@champion-teens.com
website : www.champion-teens.com
Minggu, 09 Oktober 2011 - 0 komentar

Info Lomba

www.champion-teens.com
- 0 komentar

Golden Year 50th SMANSA

“Dua orang pemuda terlihat sedang berjalan bersama, mereka adalah Ishak dan Doni, sepertinya mereka terlibat pembicaraan serius karena berkali-kali tangan Ishak bergerak-gerak seperti sedang menjelaskan sesuatu. Ternyata Ishak sedang membicarakan tentang acara ulang tahun adiknya serta kesibukanyang rela dilakukan oleh Ishak karena ia sangat sayang pada adiknya tersebut.”
Sabtu, 01 Oktober 2011 - 0 komentar

kata pengantar

Semangat terus, mari berkarya, ayo kita main kan kata demi kata kita dalama samudera sastra dengan kedalaman kata beribu makna.
Kita tingkatkan eksistensi Hp3, kalau bukan kita siapa lagi, hayo semangat, kita belajar tentang MADING, SASTRA,dan KEPERPUSTAKAAN.
Di tunggu kreativitas selanjutnya!!!!!!!



Salam 
ketua hp3,hehe



Jumat, 30 September 2011 - 0 komentar
Rabu, 28 September 2011 - 0 komentar

Gelang dari Gilang

    Wajar bila aku merasakan penyesalan saat ini, menyesal atas semua perbuatanku, menyia-nyiakan cintanya. Meski seharusnya aku pantas mendapatkan semua ini, karena rasa penyesalan lah yang kini hadir saat ini.Mungkin tidak aneh bila seumuranku, atau bisa dibilang 15 tahun mencintai seorang laki-laki yang dikagumi, tapi kini terasa berbeda. Aku sempat berpacaran dengan Gilang, laki-laki yang sekarang sangat aku cintai, tapi hubungan kami tidak lama, karena sifatku yang bosanan waktu itu. Tapi kini semuanya berubah, semenjak aku putus dengan nya aku malah berbalik mencintainya, tapi kesempatanku untuk dapat lagi dihatinya kini sudah tidak mungkin lagi, karena dia pasti sangat sakit hati ketika aku putuskan cintanya. Karma itu memang benar ada, dan langsung terjadi. Tapi tidak ada salahnya bila aku masih berharap memilikinya sampai sekarang, berharap ia masih mencintaiku.Tapi harapanku kini pudar, rasa sakitku kini hadir kembali, aku mengharapkan yang kini bukan milikku, menginginkan seseorang yang tidak lagi mencintaiku, setelah aku tahu saat ini dia mencintai orang lain, bahkan bisa dibilang kini ia telah melupakanku."Ayolah Rish siapa cowok yang lagi kamu suka?" tanya Mudhe yang saat itu begitu penasaran."Kalo kamu tahu, kamu pasti kaget banget Mudh." jawabku memberikan sedikit klue."Hmmm? Siape gitu ihh? Penasaran nihhh. Janji gak akan bilang siape-siape deh!" ucap Mudhe lagi memaksaku, rasanya tidak adil bila aku tidak menjawab jujur pertanyaan temanku ini, ia selalu terbuka masalah percintaannya kepadaku, tetapi kenapa aku tidak? Aku akan memberanikan diri untuk menjawabnya meskipun aku tahu kalau temanku ini pasti akan sangat shock ketika aku bilang kalau laki-laki yang aku suka ternyata mantanku sendiri, "Gilang." ucapku dengan nada sedikit pelan. Mudhe terdiam sejenak, "Apa? Gilang? Dia kan mantan kamu Rish." ucap Mudhe dengan nada sedikit berteriak."Syuuuuuut! Iyah jangan bawel deh, Gilang mana lagi coba?" ucapku mencoba menjelaskan. Mudhe terdiam kembali, masih tidak percaya sengan jawabanku. Perkiraanku benar, ia terlihat sangat shock dengan jawabanku."Kenape harus Gilang? Terus kenape kamu bisa suka lagi ke dia? Kalo masih suka kenape kemaren diputusin?" tanya Mudhe berturut-turut dengan wajah bingungnya. Aku diam tidak menjawab pertanyaannya, aku sedang mencari jawaban yang pas agar dapat membuat Mudhe percaya."Aku juga gak tahu kenapa suka sama dia, justru karena itu Mudh aku nyesel mutusin dia kemaren. Maklum lah aku yang kemarin kan orangnya bosenan, tapi sekarang enggak. Ehhh Mudh kira-kira masih ada harapan gak dia suka lagi ke aku?" tanyaku yang seketika membuat raut wajah Mudhe tiba-tiba berubah menjadi sedikit murung. Aku penasaran dengan raut wajah Mudhe yang tiba-tiba berubah, sebenarnya ada apa dengan Gilang? Tiba-tiba perasaanku tiba-tiba berubah jadi tidak enak. "Kenape Mudhe? Apa jangan-jangan Gilang........." belum selesai aku berbicara lalu tiba-tiba Mudhe memotong. "Dia suka ke Aswar." ucap Mudhe sambil menundukan kepala dengan nada yang pelan. Aku langsung diam, Aswar atau bisa dibilang Astri Wardani, teman sekelasku ketika kelas dua Smp. Aku memang sempat dengar berita tentang kedekatan mereka, tapi belum pasti. Tetapi setelah mendengar perkataan temanku Mudhe, sudah pasti kalau Gilang memang benar-benar suka kepada Aswar. Tidak mungkin temanku berbicara bohong ataupun hanya gosip."Tapi mereka gak pacaran kok, masih ada kesempatan buat kamu."ucap Mudhe mencoba menghiburku yang sudah jelas-jelas sangat sedih mendengar kabar itu. Aku tetap diam tidak mengucapkan sepatah kata pun.***Hingga keesokan harinya kabar yang menyedihkan itu pun terdengar ditelingaku. "Rish, Gilang ngasih gelang ke Aswar." ucap Mudhe memberi kabar buruk kepada ku. Gelang? Barang yang sederhana tapi bila diberikan akan menjadi arti yang luas, Gilang memberikan Aswar gelang. Sungguh sangat membuat aku kecewa, bila Gilang memberikan Aswar gelang itu sama saja menandakan kalau Gilang memang benar-benar mencintai Aswar, bukan aku."Kata siape Mudh?" tanyaku."Kata Aswarnya sendiri, kayaknya Gilang emang bener-bener suka deh ke Aswar." jawabnya menjelaskan. Aku hanya diam, tidak lama kemudian air mataku menetes tak terbendungi. Mudhe mencoba menenangkanku, tapi tetap saja aku tidak dapat menahan rasa sakitku ini. Selama ini aku menyianyiakan waktuku hanya untuk mengharapkan Gilang kembali, mengharapkan laki-laki yang sudah jelas-jelas mencintai orang lain. Gelang yang aku harapkan dari Gilang kini telah jaruh ketangan Aswar, dan aku akan mencoba untuk melupakannya, meskipun berat.
Sabtu, 24 September 2011 - 0 komentar

Hanya Aku yang Tahu

Ada nama yang terpahat sendu di dalam sini.
Rasanya rindu, sampai langkah tak ingin kugiring kembali.

Memori.
Kalau air mata bisa mewakili jutaan kata kata, maka ya, aku menangis malam ini.

Kadang aku berharap waktu bisa memutar ulang cerita kita.
Tapi sobekan kalender tetap maju ke arah yang berbeda.

Perasaan ini tidak pernah terdefinisikan.
Memang tidak akan.

Perasaan ini hanya akan menjadi malam-malam kelabu di setiap penghujung waktu.
Karena tidak ada yang tahu.
Aku begitu merindukanmu.

Aku kerap menyingkapkan gorden ketika malam tiba.
Dan saat aku siap meneriakkan namamu pada bentangan langit berbintang.
Aku selalu sadar, tidak ada yang akan mendengar.

Kita semua tahu kau telah pergi terlalu jauh.

Tapi hanya aku yang tahu.
Namamu.
Masih terpahat sendu di dalam sini.
Menemaniku di setiap malam biru sampai pagi.
Hanya ingin seseorang tahu.
Ada aku disini yang begitu merindukanmu.

- Mii Yukaishinsei '11
Rabu, 14 September 2011 - 3 komentar

Tuhan Tolong

Ku Berdiri dalam kesesatan,
Berjalan tanpa kompas siap terhempas, 
Kebimbangan bertahta kala diri di persimpangan,
Bimbang hilang tapi gelap datang menyergap sebatang jiwa kembali sunyi senyap
Tuhan tolong,
Kini raga oleng di terpa kegelisahan yg meraja,
Setitik cahaya ku harap datang membawa terang.

Gesit Nurdaksina '11'
Rabu, 07 September 2011 - 0 komentar

Seribu Tanya

Harap ku hilang terbang melayang
Asa lenyap di telan gelap
Tinggal lah diri menjemput sepi
Di temani Sunyi yang datang mnghampiri hati
Simpuh ku dalam mimpi
kesempatan datang untuk kesekian kali
Seribu tanya mengapa tak ku lakukan saja dalam nyata?
Diam ku menjawab
Semua tak berarti
Karena dipikirnya ambisi ku hanya emosi
Sampai kapan ku tutup telinga,untuk tak dengar kan kata mereka
Apa harus ku terus berlari mengejar pelangi?
Setidaknya itu kata bang andrea dalam  laskar plangi...

'Gesit Nurdaksina'  ''11'



Minggu, 28 Agustus 2011 - 0 komentar

Lidah Bunglon Lebih Cepat daripada Pesawat Jet Tempur ?

 
Buku-buku teks zologi menjelaskan bahwa lidah balistik bunglon diperkuat oleh seutas otot pemercepat (akselerator).  Otot ini memanjang ketika menekan ke bawah pada tulang lidah, yang berupa tulang rawan kaku di tengah lidah, yang membungkusnya.  Akan tetapi, dalam sebuah penelitian yang telah disetujui untuk diterbitkan oleh majalah ilmiah Proceedings of the Royal Society of London (Series B), dua ahli morfologi yang memelajari kebiasaan makan bunglon menemukan unsur-unsur lain yang terkait dengan gerakan cepat lidah binatang ini.
Jumat, 12 Agustus 2011 - 0 komentar

Mengapa Jarum Jam Bergerak ke Kanan ?

Pada jaman dulu jam adalah benda mewah yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang “beruang”, bentuknya pun masih berukuran besar. Tapi kini jam telah menjadi perlengkapan yang wajib dimiliki, ukurannya juga sudah banyak berevolusi. Pernahkah terpikirkan oleh Anda, mengapa jarum jam bergerak ke kanan? Sekilas hal kecil seperti ini memang nampak sepele, namun ada sejarah mengapa jarum jam bergerak ke kanan.
Kamis, 11 Agustus 2011 - 0 komentar

Puisi karya chairil anwar

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

(1948)
Siasat,
Th III, No. 96
1949

- 0 komentar

selamat datang

ini adalah blog hp3 smansa  yang pertama. silahkan post karya karya menarik nya di sini